JALAN MENUJU KENIKMATAN DUNIA DAN AKHIRAT


Kenikmatan seseorang tergantung kepada kemampuan, cita-cita dan kemuliaan jiwanya. Jiwa manusia yang paling mulia dan cita-cita mereka yang paling tinggi, serta kemampuan mereka yang paling unggul adalah orang yang kenikmatannya didasarkan kepada makrifat kepada Allah, kecintaan dan kerinduannya bertemu dengan-Nya, serta mencintai segala sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Tingkat tertinggi dari kenikmatan adalah kenikmatan marifat terhadap Allah, sedangkan kenikmatan terendah adalah kenikmatan yang di sandarkan kepada kejahatan baik dalam perkataan,perbuatan, maupun dalam aktivitas lainnya. Jika kenikmatan yang pertama diberikan kepada orang yang terbiasa dengan kenikmatan kedua,tentu jiwanya akan dan tidak mau berpaling kepadanya. Begitu juga jika kenikmatan kedua ditunjukkan kepada orang yang terbiasa dengan kenikmatan yang pertama, jiwanya akan menolak dan tidak akan berpaling kepadanya.

Kenikmatan manusia yang paling sempurna adalah orang yang dapat memadukan antara kenikmatan hati, ruh, dan badan. Dia menikmati kenikmatan dunia yang diperbolehkan dalam batas-batas yang tidak mengurangi kenikmatan alam akhirat,serta tidak memutus kenikmatan makrifah, cinta kasih dan cumbu rayu dengan Tuhannya. Inilah orang yang digambarkan Allah dalam firman-Nya,

“Katakanlah, ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik? Katakanlah, ‘Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus untuk mereka saja di hari kiamat’.” (QS: Al-A’raaf:32).

Sedangkan kenikmatan terendah adalah kenikmatan yang terputus dari kenikmatan akhirat. Mereka digambarkan Allah dalam Al-qur’an’

“Dikatakan kepada mereka, ‘kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawi saja dan kamu telah bersenang-senang dengannya’.” (QS: Al-Ahqaaf:20)

Kelompok pertama telah bersenang-senang dalam kenikmatan dan kelompok kedua juga telah bersenang-senang dengan kenikmatan, akan tetapi mereka berdua berbeda dalam cara bersenang-senangnya. Kelompok pertama bersenang-senang dengan kenikmatan dunia sebatas yang diperbolehkan, lalu mereka menggabungkan antara kenikmatan dunia dan akhirat, sedangkan kelompok kedua bersenang-senang berdasarkan seruan hawa nafsu san syahwat, baik yang diperbolehkan maupun yang tidak diperbolehkan. Mereka hanya mementingkan kenikmatan duni dan memutus kenikmatan akhirat. Kenikmatan dunia tidak abadi bagi mereka, sementara mereka tidak dapat menikmati kenikmatan akhirat.

Barangsiapa mencintai kenikmatan abadi dan kehidupan yang baik maka hendaklah ia menjadikan kenikmatan dunia sebagai sarana untuk mencapai kenikmatan akhirat, yaitu dengan cara mengosongkan hatinya hanya untuk Allah dalam ibadah dan berkehendak, lalu menerapkannya dalam bentuk memohon pertolongan. Barangsiapa ingin kenyang dalam menikmati kenikmatan dunia, maka hendaklah ia menjadikan kekurangannya sebagai tambahan atas kenikmatan akhirat, sehingga ia harus meninggalkan sebagian kenikmatan dunia itu untuk dinikmatinya nanti di akhirat.

Alangkah baiknya kenikmatan dunia bagi orang-orang yang menjadikan tujuan hidupnya untuk mencari keridhaan Allah dan kenikmatan akhirat, dan alangkah celakanya bagi orangyang bermaksud dan tujuannya hanya untuk kenikmatan dunia. Jika dia mau meninggalkan kenikmatan dunia niscaya akan mendapat pertolongan Allah dan kenikmatan akhirat. Alangkah celakanya orang yang memutuskan hubungan dengan Allah dan alam akhirat. Barangsiapa memanfaatkan kenikmatan dunia, dengan tidak mengurangi hasrtanya terhadap akhirat, niscaya ia akan menikmati keduanya, jika tidak, maka ia akan merugi pada kedua-duanya.

10 ALASAN MENEGAKKAN JIHAD

Menurut As-Syahid Syaikh Abdullah Azzam ada 16 alasan mengapa kita harus menengakkan jihad. Di bawah ini kami nukilkan 10 di antaranya:


  • Memenuhi panggilan Allah

Berjihad dengan jalan berperang bukan sekedar ajakan ulama atau suruhan Rasulullah, tetapi perintah dan panggilan langsung dari Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Begitu pentingnya, sehingga perintah itu harus tetap dilaksanakan, baik dalam keadaan ringan atau berat. Alah menyampaikan hal ini dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 4:

“Berangkatlah kalian dalam keadaan ringan ataupun berat, dan berjihadlah di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”

  • Takut Pada Siksa Allah

Dosa atas kelalaian menegakkan jihad akan menimpa setiap umat Islam yang ada di wilayah fardhu ‘ain selama tanah ini masih dikuasai orang kafir. Terhadap orang yang meninggalkan kewajiban berjihad, Allah mengancam dengan siksa yang pedih, lalu Allah akan mengganti mereka dengan kaum yang berani berjihad. Ancaman itu tertuang dalam firman Allah pada surat At-Taubah ayat 39;

“Jika kalian tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menyiksa kalian dengan siksa yng pedih dan digantinya (kalian) dengan kaum yang lain…”

Ibnu Al-Arabi berkata, “Siksa pedih di dunia adalah berkuasanya musuh atas diri kita dan di akhirat siksanya adalah api neraka.”

  • Membela dan melindungi orang yang tertindas

Salah satu misi kedatangan Islam di muka bumi ini adalahmembebaskan manusia dari kezhaliman yang dilakukan manusia yang lain. Misi itu dituangkan melalui jihad angkat senjata untuk membela orang-orang yang lemah, sebagaimana Allah perintahkan dalam surat An-Nisa ayat 75;

“Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang semuanya berdoa: ‘Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zhalim ini dan berilah pelindung dari sisi Engkau dan berilah penolong dari sisi Engkau.’”

  • Agar orang-orang kafir tidak menguasai ummat Islam

Jika orang kafir berkuasa maka fitnah besar, kezhaliman besar, yakni syirik akan menyebar luas. Karena itu Allah memerintahkan untuk mmencegah orang kafir menguasai ummat Islam:

“Dan perangilah mereka, supaya tidak ada fitnah dan supaya agama semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS: Al-Anfaal:39)

  • Mengikuti jejak Rasulullah dan salafusshalih

Rasulullah Muhammad Saw adalah mujahid sejati, panglima tertinggi para mujahidin dan teladan sempurna bagi mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman bertempur. Peperangan di jalan Allah yang dipimpin Rasulullah berjumla 27 pertempuran. Dari jumlah itu, Sembilan diantaranya Rasulullah terjun langsung ke kancah pertempuran.Selain itu Rasulullah pernah mengirimkan 47 ekspedisi militer. Sehingga secara keseluruhan, Rasulullah pergi berperang atau mengirim ekspedisi militer sedikitnya dua bulan sekali.

  • Kesempatan Langka

Orang yang mau berjihad adalah orang yang istimewa, karena faktanya begitu sedikit orang muslim dewasa ini yang siap dan cakap berjihad, sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Bukhari: “Manusia ibarat rombongan seratus ekor unta, namun engkau akan sulit menemukan satu saja yang layak ditunggangi.”

Hadits tersebut mmemberikan pengertian kepada kita, sikap tidak berlebih-lebihan terhadap dunia dan rindu terhadap akhirat adalah sikaf yang langka, seperti langkanya unta yang layak ditunggangi. Begitu pula orang yang memahami akhirat jumlahnya sedikit, dan mereka yang bertindak menuruti hal itu lebih sedikit lagi.

  • Membangun dasar yang kokoh bagi peradaban Islam

Tegaknya komunitas atau masyarakat Islam di satu tanah Islam merupakan kebutuhan mutlak. Kebutuhan dan kepentingan untuk menegakkan komunitas ini sama vitalnya dengan kebutuhan manusia terhadap air dan udara bersih.

Tanah air Islam tidak akan tegak tanpa adanya pergerakan Islam yang terorganisasi dengan baik dimana jihad disusun, dikelola, dan dipimpin dengan kesadaran yang tinggi serta dengan memperhatikan realitas.

  • Berharap mati syahid dan masuk surga tertinggi
Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tarmidi dari Al-Miqdam bin Ma’d, Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

“Allah menjamin tujuh hak agung para syuhada; Tetes darah pertama syahidnya akan menjadi pengampunan atas seluruh dosa-dosanya; Ia akan ditunjukkan tempatnya di surge sesaat sebelum ruhnya berpisah dengan jasadnya; Ia akan dikenakan pakaian-pakaian iman; Ia akan dinikahkan dengan 72 bidadari surge; Ia akan dibebaskan dari siksa kubur; Ia akan dilindungi dari teror dahsyat di hari kiamat; di atas kepalanya akan dikenakan mahkota kehormatan dengan hiasan intan permata yang tiap-tiap intan permata itu memiliki keindahan melebihi dunia dan seluruh isinya; dan permintaan syafa’at untuk 70 orang anggota keluarganya akan dikabulkan Allah.”

  • Memastikan terjaminnya keamanan tempat-tempat ibadah

“…Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah…” (QS: Al-Hajj:40)

  • Jihad bentuk tertinggi ibadah dalam Islam

“Ibadah yang paling tinggi nilainya adalah jihad,” kata Rasulullah dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muadz ibnu Jabal. Karena itulah pahalanya sangat besar dan Allah sangat mengutamakan orang-orang mati syahid di jalan-Nya sebagaimana kata Rasulullah, “Allah menyediakan ratusan ketinggian derajat di surge bagi mujahidin. Jarak antara sati derajat dengan derajat yang lain membentang jauh seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika engkau memohon kepada Allah, mohonlah Al-Firdaus”.

Motivasi Diri Anda

Motivasi diri sendiri sangatlah diperlukan tatkala kita akan memulai sebuah aktivitas atau suatu kegiatan, motivasi diibaratkan juga suplemen tambahan yang muncul dari dalam diri kita untuk lebih siap dan mampu menjalankan aktivitas tersebut dengan lancer dan menghasilkan hasil secara maksimal. Contohnya adalah kita memotivasi diri kita sendiri untuk berangkat ke kantor dimana diri kita bekerja atau seorang pelajar memotivasi dirinya sendiri agar supaya dirinya lebih bersemangat untuk menuju sekolah. Cara memotivasi diri sendiri, dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain :

1. bicarakan rencana anda pada pasangan
ini dimaksudkan agar supaya pasangan anda mengetahui rencana apa saja yang teah anda susun, dengan begitu pasangan anda akan mengingatkan anda atas rencana anda tersebut dan agar supaya pasangan anda akan mensuport apa yang anda rencanakan. Dengan demikian motivasi dalam diri kita akan muncul untuk menyelesaikan rencana tersebut.

2. menciptakan sebuah hasrat yang kuat
artinya adalah lihat apa saja yang akan anda hasilkan apabila kita melakukan aktivitas tersebut, bayangkan hasil yang akan kita peroleh. Ini akan menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam diri kita.

3. miliki rasa sakit
dengan membayangkan hal apa saja yang dapat kita peroleh jika kita tidak bersungguh sungguh dalam menjalankan aktivitas. Misalnya: kita kena sangsi apabila terlambat, skors dll.

4. buatlah ketertarikan
dengan menelaah lebih jauh tentang pekerjaan anda, dapat memunculkan rasa ketertarikan dalam diri anda pada aktivitas tersebut. Adanya ketertarikan tersebut secara otomatis memunculkan motivasi dalam diri kita

5. langkah kecil untuk besar
diibaratkan kita mengambil dedaunan yang jatuh di halaman rumah kita satu persatu hingga halaman rumah kita bersih dan kembali indah, hal tersbut diibaratkan juga dalam setiap akivitas kita. Langkah yang kita pandang kecil namun berulang, akan menadi sesuatu hal yang besar. Ini juga dapat menjadikan motivasi kita tumbuh.

6. perlukan daya dan tenaga
aspek energi dalam tubuh kita sangatlah mutlak diperlukan untuk menumbuhkan motivasi kita. Motivasi akan mudah muncul jika tubuh kita fress,bugar,sehat. Untuk itu diperlukan olahraga dan tidur secara teratur.

7. miliki kesimbangan mental
yang tak kalah pentingnya dengan hal diatas adalah terbebasnya diri kita dari sebuah tekanan, baik itu dari external (atasan,lingkungan sekitar dll) jikalau masih ada yang mengganjal pikiran, lakukan aktivitas yang relative mudah dahulu dan jika fikiran kita sudah kembali segar atau menemukan mood kita, selesaikan hal hal atau aktivitas yang sulit dan penting.

Coba lakukan langkah langkah cara memotivasi diri sendiri seperti diatas dan manfaatkan hasilnya untuk diri anda.

Have Something and Be Something

diposting dari http://likalikumlm.blogspot.com

Saat ber MLM ria, adalah hal yang sangat wajar jika seseorang kemudian MEYAKINI bisnis ini sebagai kendaraan yang tepat untuk MEMILIKI SESUATU dan atau MENJADIKAN kita sebagai sesuatu. Pertanyaannya adalah : "Akankah kita benar - benar bisa memiliki sesuatu yang kita inginkan itu ? Apakah kita benar - benar AKAN MENJADI seseorang yang kita inginkan ?"

BAYANGAN mental yang jelas mengenai apa yang ingin kita capai dimasa depan kita sebut sebagai visi.

Albert Einstein mengatakan bahwa imajinasi adalah sebuah kualitas yang lebih penting dari sebuah pengetahuan. Karena semua penggunaan bakat, intelek, pendidikan, dan pengalaman ditentukan arahnya oleh apa yang kita BAYANGKAN dalam pikiran kita.

Kita TIDAK MUNGKIN bekerja bertentangan dengan NIAT - NIAT PENCAPAIAN dari yang sedang TERBAYANGKAN dari benak kita.Ingin memiliki sesuatu. Ingin menjadi sesuatu.

MEMBAYANGKAN SESUATU, Imajinasi, bukanlah sebuah bakat, tetapi sebuah KECENDRUNGAN YANG MENGUAT dan berperan karena KEPUTUSAN PRIBADI kita. Semakin kita BERSUNGGUH - SUNGGUH menggunakan apa yang kita BAYANGKAN sebagai penuntun bagi keefektifan kerja kita dalam ber MLM ria, semakin kuat dan akurat BAYANGAN kita mengenai apa yang ingin KITA MILIKI ( To Have & To Be).

Tidak sedikit praktisi MLM yang menjalankan bisnis ini dengan kekwatiran-kekwatiran pribadinya sendiri. Sehingga meskipun dia sadar dengan tuntunan untuk mendatangkan perubahan-perubahan yang berarti, dia justru menambahkan batasan-batasan baru diatas batasan-batasan lama.

PADAHAL, wilayah-wilayah yang kita anggap aman selama ini (Menjadi karyawan, memiliki deposito, bla ..bla..bla...) sebetulnya hanya dan masih berada dalam BAYANGAN .

JIKA kita ingin mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita capai, PAKSALAH diri kita untuk MEMBAYANGKAN yang selama ini TIDAK DAPAT KITA BAYANGKAN.

Dan jika kita BERANI MENETAPKAN IMPIAN, maka sebetulnya tidak ada apapun yang membatasi kita untuk dapat melakukanya. Untuk MENGEJAR apa yang diimpikan.

KONON. Rahasia keberhasilan praktisi MLM dimasa depan adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dengan jelas sebelum sesuatu itu menjadi jelas bagi semua orang.

Dan bukan kebetulan mengapa hari ini anda ber MLM ria, karena andalah yang akan menghadirkan kualitas masa depan yang cemerlang itu, dengan menjadikan MLM sebagai kendaraannya.

Keberhasilan kita dalam ber MLM ria, tidak hanya diukur dari seberapa besar dan tinggi daratan impian yang bisa kita capai di akhir perjalanan;
tetapi keberhasilan kita - terutama dinilai dari kualitas dari perjalanan kita.

Maka .....

Bila kita menjaga kualitas perjalanan harian kita dalam ber MLM ria, maka kapan pun perjalanan itu berakhir - perjalanan kita akan berakhir dengan baik.

BERANIKANLAH UNTUK MEMBAYANGKAN sesuatu yang ingin Anda miliki. BERANIKANLAH untuk MENJADI SESUATU di kemudian hari ...

Namun ...

Sadarilah bahwa,

MUNGKIN selama ini ...

Kita BELUM MENYERTAKAN UPAYA YANG OPTIMAL untuk menjadikan kita PANTAS "Menjadi seseorang" atau "memiliki sesuatu".

Maka pertanyaannya adalah :

Apakah yang sedang KITA KERJAKAN hari ini adalah upaya bernilai yang akan menjadikan Kita PANTAS menerima yang KITA minta?

Sebagian dari kita sedang tidak sabar untuk membangun hasil-hasil INSTANT dalam ber MLM ria, dan sebagian lagi sedang tidak sabar untuk segera keluar dari bisnis ini.

Mereka berbeda, tetapi mereka memiliki kesamaan yang akut; yaitu keduanya menginginkan keberhasilan melalui pekerjaan mereka. Yang satu menginginkan keberhasilan melalui yang dikerjakannya, dan yang satu ini menginginkan keberhasilan dari apa yang TIDAK dikerjakannya.

Marilah kita Hubungi sponsor kita hari ini, untuk mengatakan bahwa kita menghubungi hanya untuk mengatakan TERIMA KASIH atas kesediaannya untuk membimbing Kita selama ini. Mari kita hubungi mitra kerja kita untuk mengatakan bahwa kita menyayangi mereka semua.

Mari kita kembali pada PERTANYAAN di awal tulisan ini ...

"Akankah kita benar - benar bisa memiliki sesuatu yang kita inginkan itu ? Apakah kita benar - benar AKAN MENJADI seseorang yang kita inginkan itu ?"

TIDAK MASALAH apakah kita akan benar -benar bisa memiliki atau menjadi apa yang kita inginkan. Tugas kita adalah MENCOBA. Karena dengan MENCOBA itulah kita YAKIN bahwa kita AKAN MENEMUKAN dan BELAJAR MEMBANGUN KESEMPATAN untuk BISA MEMILIKI apa yang ingin kita miliki dan bisa MENJADI apa yang kita inginkan.

(to) Have Something.
(to) Be Something.

Semoga Bermanfaat.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN SEJATI

“Nabi mereka berkata kepada mereka: Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian. Mereka menjawab: Bagaimana Thalut memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan dari padanya. Sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak. Nabi mereka menjawab: Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahkan ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki_Nya dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah:247)

Manusia adalah makhluk social yang harus berinteraksi dengan sesamanya, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun Negara. Agar interaksi itu berjalan baik,mutlak diperlukan seorang yang lebih berkualitas dan disegani di antara mereka yaitu pemimpin. Keberadaan pemimpin adalah keharusan, terutama dalam kaitannya dengan umat Islam yang saat ini terpuruk secara global dalam berbagai aspek kehidupan.
Allah sebagai Pencipta, Pemilik, dan Pengatur kehidupan tentu saja punya ketentuan tersendiri bagi seorang yang akan memimpin di bumi-Nya. Ketentuan itulah yang digambarkan dalam ayat di atas.

Ayat Politik dan Pemerintahan
Ayat di atas merupakan ayat politik dilihat dari rangkaian peristiwanya. Ayat tersebut mengisahkan kaum Yahudi yang ingin melawan kekuasaan musuh-musuh mereka. Selain itu secara eksplisit ayat ini menyebutkan istilah perang dan pemerintahan atau kekuasaan.
Menurut Sayyid Qutb dalam Fii Zhilalil Quran, ayat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan wewenang Allah,maka Dialah yang berhak menentukan sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian seorang pemimpin sebenarnya terikat dengan Allah.
Al-Mawardi pada abad XI mengatakan bahwa sesungguhnya sebuah kepemimpinan terikat oleh kontrak sosial dan kontrak dengan Allah SWT. Dikatakan kontrak sosial karena secara fungsional kerja, seorang pemimpin terikat dengan kepentingan masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri adalah pemimpin yang menghianati rakyatnya.
Dikatakan kontrak dengan Allah SWT, karena pada hakekatnya kepemimpinan adalah amanah dan beban bukan penghormatan. Beratnya amanah itu dapat dilihat dari teguran Nabi Muhammad SAW kepada Abu Dzar Al-Ghifari: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah (tidak bias memangku jabatan itu), padahal jabatan itu adalah amanah.Ia dalah nistadan penyesalan, kecuali yang menerimanya dengan hak (sesuai dengan sistem dan mekanisme yang berlaku serta menunaikan kewajibannya).”
Bahkan Rasulullah SAW tidak memberijabatan kepada orang yang memintanya dan berambisi untuk mendudukinya. Dengan demikian tanggung jawab horizontal dan amanah vertical dari kepemimpinan itu tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang ditentukan Allah.
Ayat tersebut di atas, merinci sifat-sifat pemimpin yang ditunjukkan Allah untuk memimpin manusia, terutama dalam cakupan pemerintahan;
1. Kejernihan HATI
Karakteristik ini diambil dari kata ishthafahu pada perkataan Nabi Kaum Yahudi: Innallahashthafahu alaikum. Kata yang diterjemahkan dengan telah memilihnya, berasal dari kata Shafa yang berarti jernih dan bersih. Inilah kualitas yang paling mendasar dari seorang pemimpin.
Kualitas ini meliputi seluruh spectrum nilai ketaqwaan dan keimanan. Antara lain kecintaannya kepada Allah begitu hebat, orientasi hidupnya kepada akhirat begitu kuat dan nyata dalam setiap ucapan dan perilakunya; ibadahnya tekun dan khusyu; akhlaknya mulia kepada siapapun; jiwanya bersih dari ambisi duniawi dan selera nafsu; hatinya bebas dari benci; semesta kesadarannya hidup dengan keikhlasan,kesabaran, dan tawakkal; rasa syukur dan taubat begitu menyala-nyala di segenap ruang bathinnya; semangatnya bergelora untuk selalubersikap jujur; sikap ara’ dan qanaah menjadi kesehariannya; apa yang menjadi hasratnya tidak lain hanyalah keinginan untuk berkorban menebar jihad dan amal shalih.
Masalah terbesar dalam kepemimpinan di era modern ini adalah tidak berfungsinya hati nurani di kalangan para pemimpin. Jiwa mereka dibutakan oleh nikmatnya kekuasaan sehingga membuat mereka lalai dan terlena dari tanggung jawab untuk menggunakan kepemimpinannnya dalam membahagiakan rakyat dunia akhirat. Olehnya itu dibutuhkan pemimpin yang berhati bersih untuk mengubah wajah dunia. Dan pemimpin jenis ini hanya lahir dari komunitas orang-orang shalih yang menjadikan tarbiyah dan jihad sebagai manhaj berjamaah.
2. Keluasan Ilmu
Menjadi pemimpin dari sebuah pemerintahan berarti harus mengurus semua aspek kehidupan. Olehnya itu seorang pemimpin harus memiliki keluasan ilmu dengan penguasaan yang memadai. Ia harus mengerti berbagai persoalan kemasyarakatan, harus cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Ia juga harus menguasai manajemen serta berbagai kecakapan berpolitik lainnya.
Umar bin Khathab ketika menjabat sebagai khalifah pernah mengakui secara terus terang kelebihan Abu Bakar dalam menempatkan anggota. Suatu ketika Abu Bakar memilih Khalid bin Walid untuk menjadi panglima perang, Umar tidak sepakat karena menurutnya Khalid kurang mendalam pemahaman Islamnya. Maka ketika ia menggantikan Abu Bakar, hal pertama yang dilakukannya adalah menurunkan Khalid. Khalid menyerahkan jabatannya dengan sikap sam’na wa atha’na kepada penggantinya yang lebih ‘alim darinya yakni Abu Ubaidah.
Bertahun-tahun kemudian setelah Khalid bin Walid wafat, Umar menyadari bahwa Abu Bakar lebih ahli darinya. Abu Bakar lebih berilmu dalam menempatkan orang sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya. Sekalipun Abu Ubaidah lebih ‘alim dalam urusan keagamaan tetapi ilmu dan pengalaman perang yang dimiliki Khalid tidak ada tandingannya.
3. Kekuatan Fisik
Kekuatan fisik yang dimaksud adalah kesehatan, ketampanan, yang menarik simpati. Tidak salah dan tidak akan pernah salah, Allah menentukan syarat ketiga bagi seorang pemimpin berupa kekuatan fisik, karena tugas-tugas kepemimpinan bukan pekerjaan enteng. Banyak sekali energy yang dibutuhkan untuk mengurus segala macam urusan kemasyarakatan yang amat kompleks. Pemimpin yang sering sakit tidak akan efektik mengelolah amanah kepemimpinan yang diembangnya,sekalipun mungkin pemerintahannya bias jalan.
Ketiga syarat di atas sekaligus merupakan antithesis terhadap pandangan kaum Yahudi yang lebih menonjolkan kekayaan sebagai syarat kepemimpinan. Padahal seoarang pemimpin sejati adalah yang tidak berada dalam lingkaran kekayaan duniawi.
Sikap materialistis kaum Yahudi dalam urusan kepemimpinan ternyata dianut juga oleh kebanyakan masyarakat sekarang. Padahal sejarah mengatakan pandangan ini merupakan biang keladi lahirnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme, seperti saling menjilat dan saling fitnah, berebut pengaruh, sogok, money polotic, dan lain-lain.
Dunia merindukan pemimpin yang berjiwa Qurani yakni pemimpin yang pada dirinya berpadu tiga hal mendasar; benar,pintar, dan tegar. Wallahu alam bishawab.

SEBUAH BANGSA TANPA RASA MALU


Jika sudah tidak ada rasa malu,maka berbuatlah sesukamu.” (al-Hadits)

Di antara ajaran akhlaq Islami yang utama adalah “al-hayaa”, rasa malu. Dalam ajaran Islam, memelihara rasa malu itubbahkan termasuk bagian dari iman. Al-haya-u minal iimaan,malu itu bagian dari iman.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling besar rasa malunya, begitu besarnya sehingga Abu Sa’id al-khudri Radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dalam sebuah haditsnya: Rasa malu Rasulullah lebih besar dari seorang gadis pingitan di balik cadarnya. Apabila beliau melihat sesuatu yang tidak cocok di hatinya, kamimengenali perasaan malunya pada wajahnya.”

Al-Hayaa menurut pengertian ulama adalah perilaku mulia yang dapat menjauhkan manusia dari perbuatan tercela. Rasa malu itu tidak terbatas kepada manusia, tapi lebih penting lagi adalah malu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Seorang Muslim yang paham bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah tentu tidak akan terjerumus pada perbuatan tercela sebab rasa malu kepada Allah akan mencegahnya. Dalam hal ini, perasaan malu merupakan akhlak mulia, selain merupakan keutamaan dalam agama.

Rasa malu itu terkait erat dengan keimanan, bahkan merupakan cabangnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Iman mempunyai tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah kalimat Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri di jalan. Sedangkan rasa malu merupakan salah satu cabang iman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dekadensi moral yang melanda sebagian besar generasi bangsa ini salah satu penyebab utamanya adalah kehilangan rasa malu. Baik malu kepada manusia, apalagi malu kepada Allah. Akibatnya perbuatan maksiat bias dijumpai di mana saja.

Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sanksi hokum merupakan jalan terakhir untuk memberikan hukuman kepada para pelanggar tata kehidupan bermasyarakat. Lembaga moral sangat efektif mencegah tindakan pelanggaran, baik pelanggaran kesusilaan, maupun hukum.

Pendidikan moral dengan cara menanamkan rasa malu kepada anak bangsa menjadi sangat penting di tengah masyarakat yang sudah tak memiliki kepedulian sosiallagi. Kita kembalikan anak-anak untuk belajar budi pekerti dan akhlaqul karimah sebagai bekal kehidupannya.

Apa yang sedang kiat saksikan sekarang dalam pentas kehidupan akibat rasa malu yang tidak lagi terpelihara. Para pejabat tidak sungkan sungkan lagi menilep uang Negara dengan cara-cara tidak halal. Bahkan dengan bangganya mereka memamerkan kekayaan hasil rampasannya di tengah rakyat yang menderita.

Para politisi berbicara semaunya,keras, kasar,dan tidak konsisten. Berbohong, menipu, dan ingkar janji merupakan kebiasaan sehari-hari. Permainan kata-kata menjadi tabiatnya. Mereka tak malu jika harus menjilat ludahnya sendiri. Rakyat menyebut mereka “tak berperasaan”, telah hilang rasa malunya. Malu kepada rakyat,malu kepada Allah.

Ulama, pemimpin agama, dan para muballigh juga dihinggapi penyakit yang sama. Mereka tak malu-malu mengajak orang berbuat baik, berinfaq,menolong si miskin, hidup sederhana, toleran, tenggang rasa, dan seruan kebaikan lainnya, sementara dirinya sendiri bakhil, angkuh, bermewah-mewah, mudah tersinggung, dan tidak menjaga perasaan.

Mereka tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya sama saja dengan menipu yang dikemas dalam bahasa agama. Al-Qur’anul karim menegur secara keras perilaku mereka;

Wahai orang-orang yang beriman,mengapa kalian berbicara tentang apa-apa yang tidak kalian perbuat. Besar dosanya bagi orang-orang yang berbicara dan tidak mengerjakan (apa yang dibicarakannya).” (ash-Shaaf: 1-2)

Remaja putri tak malu-malu lagi menampakkan auratnya. Dengan segala kebanggaannya mereka pamerkan anggota tubuhnyayang semestinya harus ditutupi. Akibatnya mereka tidak malu lagi melakukan hubungan-hubungan yang tidak semestinya dengan kaum lelaki yang tidak dihalalkan syari’ah. Pacaran dan pergaulan bebas dapat dijumpai di mana saja.

Dalam suatu komunitas masyarakat yang bermoral, seorang pemuda sembunyi-sembunyi jika ingin menjumpai kekasihnya. Akan tetapi pada masyarakat yang permisif, jalan-jalan berduaan,nonton bareng, bahkan berangkulan di jalanan umum merupakan pemandangan biasa. Yang demikian terjadi karena hilangnya rasa malu pada masyarakat.

Masalah yang dihadapi sekarang adalah hilangnya rasa malu. Maka untuk mengembalikannya tidak ada cara lain kecuali melalui pendidikan akhlak dan moral. Dalam masalah ini, sekolah bukan satu-satunya institusi yang paling bertanggung jawab, justru keluarga menjadi unit terkecil masyarakat yang seharusnya menjadi bentengnya. Dalam keluarga itu seorang anak dididik untuk memahami rasa malu dan memeliharanya. Faktor orang tua menjadi sangat dominan, terutama dalam transformasi budaya dan adat istiadatnya.

Kita semua menyadari begitu pentingnya keluarga sebagai benteng moral, tapi justru kita kehilangan orientasi. Akibat tuntutan kebutuhan hidup yang terus meningkat, suami isteri sibuk mencari nafkah dan segala aktivitas di luar rumah. Akibatnya,anak-anak menjadi tidak terbimbing dan terawasi. Akhirnya anak-anak kurang mengerti budi pekerti, tak tahu sopan santun, tak mengerti adab dan akhlak.

RAHASIA AWET MUDA DALAM GENGAMAN




Human Growth Hormon (Hormon Pertumbuhan Manusia) adalah hormon protein yang diproduksi oleh Kelenjar Pituitary. Hormon ini akan berkurang seiring dengan pertambahan usia manusia. Pada usia 60 tahun, kelenjar pituitary hanya memproduksi 20% volume HGH (Human Growth Hormon) dibandingkan pada usia 21 tahun.
Jika volume produksi HGH manusia berkurang maka mulai terjadi proses penuaan. Sistem metabolisme tubuh menurun serta terjadinya gejala penuaan seperti daya ingat berkurang, kulit kering dan mulai terjadi keriput, daya seksual menurun, rambut mulai rontok dan berubah warna, stamina tidak prima, dan sangat rentang terhadap penyakit.
Ramuan alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar Pitutary agar terus memproduksi Human Growth Hormon (HGH), sehingga dapat menunda proses penuaan manusia dan mengembalikan system metabolism tubuh, regenerasi sel, meningkatkan aktivitas seksual serta stamina dan juga meningkatkan kekebalan tubuh. Ramuan yang dimaksud adalah MELIA BIYANG. Kandungan Melia Biyang adalah; Kolostrum (susu awal), Asam Amino, Vitamin B Kompleks, dan Calsium.

Penelitian menunjukkan umur pasien yang sekian lama dianggap orang tua dapat semakin muda, dianjurkan menggunakan HGH pada tahap awal sewaktu tubuh masih mampu menghasilkan HGH dan bukannya menunggu sampai HGH kita sudah sedikit (Dr. Eve Van Cauter, University Chicago Medical Center). Dan menurut Dr. Daniel Rudman, penggunaan HGH selama 6 bulan secara teratur akan mampu memperlambat proses penuaan kurang lebih 20 tahun.
Bulan Pertama ; Tidur akan lebih nyenyak, saat bangun merasa lebih segar, lebih kuat, serta tenaga lebih cepat pulih.
Bulan Kedua ; Lemak dalam tubuh akan berkurang, pencernaan semakin baik, kegiatan seksual lebih baik.
Bulan Ketiga ; Kemampuan konsentrasi lebih baik, masa penyembuhan penyakit lebih cepat, serta rambut lebih mengkilat. Gejala sakit menjelang haid berkurang untuk wanita serta menunda waktu monopouse.
Bulan Keempat; Regenerasi sel-sel mulai (proses penundaan penuaan) serta metabolisme tubuh meningkat secara keseluruhan.
Bulan Kelima; Kulit lebih kencang, padat dan elastis. Tekanan darah dan kadar kolesterol menurun, kerut muka dan garis-garis halus mulai menghilang.
Bulan Keenam; Otot lebih padat, rambut tumbuh lebih banyak dan peningkatan tenaga secara keseluruhan.

MEMILIH PEMIMPIN ANTIDUSTA

Bila sebuah kepemimpinan dituntun oleh tradisi dusta, kehancuran pemimpin dan yang dipimpinnya hanya soal waktu.

Kepemimpinan para Nabi dan Rasul merupakan kepemimpinan yang sangat anti pada sifat-sifat munafiq yang penuh dusta, pengingkaran janji-janji, serta penghianatan amanah. Sudah pasti harus demikian adanya, karena ajaran utama yang mereka bawa adalah kebenaran wahyu Allah yang mutlak disampaikan secara lurus dan benar. Lawan yang akan dihadapi kebenaran wahyu ini adalah pengingkaran dan penghianatan.

Seperti yang diperingatkan Allah SWT: “Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami maka ayat-ayat itu dijadikan permainan (olok-olokan). Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan.” (al-Jaatsiyah:7-9)

Nabi Muhammad Saw adalah salah satu di antara dua puluh lima Rasul yang paling efektif dalam mengembangkan misi dakwanya. Dalam waktu yang relative singkat jazirah Arab diislamkan, yang kemudian oleh penerusnya mencapai daratan Eropa. Jazirah Arab yang sebelumnya berpenduduk Jahiliayah, berkat sentuhan tangan Rasulullah akhirnya menjadi pusat peradaban.

Dalam menjalankan misinya, Rasulullah tidak berbekal kekuatan dana. Pengikut Rasulullah pada mulanya sebagiuan besar adalah kaum papa. Sebagian di antara mereka adalah para budak, buruh kasar, dan hanya sedikit di antaranya yang menjadi pengusaha.

Perjuangan Rasulullah juga tidak mengandalkan kekuatan senjata. Allah baru member izin berperang kepada Rasulullah setelah bertubi-tubi menghadapi serangan dari musuhnya. Bila dibandingkan dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh musuh-musuh Islam sungguh tidak ada bandingannya. Baik dari segi jumlah pasukan, apalagi perlengkapan dan pembekalan perangnya.

Pada mulanya kaum muslimin adalah pihak-pihak yang lemah dan tertindas. Rasulullah sendiri pernah diboikot, diusir dari tanah kelahirannya, dikejar-kejar, bahkan nyaris dibunuh. Demikian juga para pengikutnya. Meskipun demikian perjuangan Islam tetap bertahan, bahkan terus berkembang.

Bak bola salju. Misi Islam terus berkembang dari hari ke hari tanpa bias ditahan oleh kekuatan manapun. Rahasianya terletak pada kekuatan akhlakul karimah. Seperti dimaklumi bahwa muatan ajaran Islam itu sendiri penuh dengan nilai-nilai akhlakul karimah dan dibawakan oleh oleh orang-orang sangat terpuji dengan cara-cara yang amat santun. Disinilah letak pesona Islam itu sebenarnya.

Ketika kaum kuffar menolak ajaran Rasulullah, hati kecil mereka sebenarnya memberontak, bukankah selama ini Muhammad tidak pernah berbohong? Bukankah dia selalu benar ucapan dan perbuatannya?

Demikian juga ketika mereka memusuhi Muhammad, hati kecil mereka sebenarnya bertanya-tanya, untuk apa kami bermusuhan dengan orang-orang yang tidak pernah memusuhi kami? Untuk apa kami menyakiti orang yang tidak pernah dan tidak akan pernah menyakiti kami?

Bagaimanapun juga Akhlaq Rasulullah telah membuka ruang sekecil apapun dalam hati seseorang untuk menerima Islam. Orang yang paling keras dalam permusuhannya sekalipun, pada dasarnya mempunyai perasaan yang sama. Rasa kemanusiaannya selalu bertanya-tanya, apa alasannya memusuhi orang yang sangat baik akhlaknya, seperti Muhammad?

Islam yang diajarkan rasulullah persis sama dengan yang diajarkan para ulama sekarang ini. Bedanya, dulu yang membawanya dalah sosok pribadi agung yang bernama Muhammad, sedangkan saat ini dibawakan dan disajikan oleh orang-orang kerdil seperti kita. Barangnya sama tapi pembawaannya berbeda. Tentu saja hasilnya akan berbeda pula.

Dengan akhlakul karimah itu, Rasulullah tidak saja berhasil memikat hati orang-orang yang sedang didakwahinya, tapi efektif juga dalam menundukkan hati kaum muslimin. Kepemimpinan yang dibangun Rasulullah benar-benar kepemimpinan hati, dimana unsure kecintaan,kasih saying, dan kesetiaan menjadi perekatnya. Belum pernah ada seorang pemimpin yang lebih dicintai dan ditaati perintahnya sebagaimana Rasulullah.

Seperti yang dilakukan sahabat Anshar di hadapan Rasulullah. Mereka pertaruhkan jiwa demi membela keselamatan Rasulullah. Mereka membela kebenaran Islam sampai titik darah penghabisan. Mengapa mereka begitu cinta? Jawabannya sederhana saja. Karena Rasulullah memang layak dipercaya. Karena Rasulullah tidak pernah berdusta, sekalipun juga. Karena beliau jujur, lurus, dan benar, baik sikap dan perbuatannya. Apa yang ditampakkan sama dengan apa yang tersembunyi di dalam hatinya.

Bagi seorang pemimpin, kredibilitas itu sangat penting, bahkan lebih penting dari segalanya. Jika seorang pemimpin sudah tidak mendpatkan kepercayaan dari yang dipimpinnya maka yang terjadi adalah anarkisme. Semua orang akan berbuat sendiri-sendiri.

Keberhasilan kepemimpinan seseorang sangat ditentukan oleh seberapa jauh mereka mendapatkan dukungandan kepercayaan dari masyarakatnya. Jika masyarakat sudah tidak mendukung dan tidak menaruh kepercayaan kepadanya, maka jatuhlah kepemimpinannya. Lambat atau cepat, mereka akan tergusur dari singgasana kepemimpinan.

Nabi Muhammad Saw memperingatkan setiappribadi muslim untuk teguh memegang kata-kata yang benar. Sifat seperti ini sangat berpengaruh langsung pada keselamatan hidup mereka.

Seperti yang pernah disampaikannya:

Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surge. Selama seseorang benar dan selalu memilih kebenaran, dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang benar (jujur). Berhati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta,dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR al-Bukhari)

Pemimpin yang suka berdusta, berbohong,plin-plan, tidak konsisten, suka mengobral janji dan tidak menepatinya, menyebarkan fitnah, dan memutarbalikkan fakta pasti akan jatuh dengan sendirinya. Ketika dia berdusta, sesungguhnya dia telah mendorong kursi kepemimpinannya. Ia telah menjatuhkan dirinya sendiri, karena ulah dan perbuatannya sendiri.

Kalau pemimpin seperti di atas ini hanya jatuh sendirian tidaklah akan terlalu merisaukan. Celakanya, bila kepemimpinannya sudah menjadi lembaga dusta dan kemunafikan, maka kehidupan kaum yang bernaung di bawahnya akan terbawa pada ketidakpastian yang berujung pada kekacauan dan kesengsaraan.