MAKANAN SIAP SAJI PICU DIABETES

Diposting dari : Fajar Online

Penyakit diabetes mellitus (DM) kini menjadi salah satu penyakit mematikan yang prevalensinya cukup pesat di Indonesia.Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Depkes, Yusharmen menyatakan, menurut perkiraan WHO, penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada 2030.

”Tingginya angka kesakitan tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia setelah Amerika Serikat, India, dan China,” ujarnya mengutip data dari Diabetes Care 2004.

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) memberi gambaran terjadinya peningkatan prevalensi DM dari 2001 sebesar 7,5 persen menjadi 10,4 persen pada 2004. Sementara itu, hasil survei BPS 2003 menyatakan bahwa prevalensi DM mencapai 14,7 persen di perkotaan dan 7,2 persen di pedesaan.

Menurut Yusharmen, peningkatan prevalensi diabetes itu seiring dengan peningkatan faktor risikonya, yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol (kolesterol dalam darah tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).

Yusharmen lantas menerangkan prevalensi faktor risiko DM pada 2001–2004. Yakni, obesitas meningkat dari 12,7 persen menjadi 18,3 persen. Hiperglikemia dari 7,9 persen menjadi 11,3 persen dan hiperkolesterol dari 6,5 persen menjadi 12,9 persen.

Berdasar survei sosial ekonomi nasional (susenas) 2000, prevalensi merokok di Indonesia juga meningkat dari 31,8 persen menjadi 32 persen pada 2003 dan 35 persen pada 2004.

Meningkatnya tren penyakit terkait lifestyle (gaya hidup) itu, tukas juru bicara Depkes, Lily Sulistiyowati, karena banyaknya masyarakat mengonsumsi makanan yang dijual di pasar siap saji dan praktis. Padahal menyantap makanan siap saji itu, lanjut Lily, tidak menyehatkan.

” Apalagi ditambah kebiasan-kebiasaan buruk yang banyak dilakukan masyarakat, seperti merokok dan minum minuman beralkohol,” ujarnya. Lily mengatakan, pemerintah melalui berbagai promosi kesehatan dengan berbagai media informasi yang ada, sudah menyampaikan pesan agar masyarakat mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang serta berperilaku hidup bersih dan sehat. ”Di antaranya, menghindari rokok dan melakukan olahraga secara teratur,” katanya.

Penyakit-penyakit itu, antara lain, disebabkan gaya hidup yang salah, seperti mengonsumsi makanan berlemak tinggi dan tidak diikuti olahraga yang cukup.

Bisnis kuliner yang telah menjelma menjadi salah satu industri di kawasan perkotaan juga menawarkan berbagai makanan yang lezat di lidah. Namun, bila dikonsumsi tanpa pertimbangan-pertimbangan kesehatan, hal itu bisa memicu timbulnya berbagai macam penyakit.